+

Opini

Madura Provinsi, Rakyat Sejahtera

Published by Unknown on Jumat, 20 Maret 2015 | 08.08

Kyai  Kharismatik Bangkalan,  H. Mohammad Sholeh (Tengah) 
PARA  KYAI DAN ULAMA’ BANGKALAN MENGADAKAN ACARA ISTIGHOSA DAN HAUL SUNAN CENDANA DAN SYICHONA CHOLIL BANGKALAN, DI REAST AREA SURAMADU SISI MADURA, JEMAAH YANG HADIR MENCAPAI 2500 ORANG.
Dalam acara ini mengambil topik Bangkalan Berdzikir, melihat perkembangan Madura saat ini, para ulama’ , kyai, dan tokoh Madura perlu turun tangan, sehingga perlu sekali bermunajat kepada sang penciptanya, agar Umat Islam perlu mengambil langkah – langkah untuk menghentikan kemudhorotan di bumi Madura, dalam acara ini Hadir Kyai Karismatik yang juga merupakan Pengagas Madura Propinsi, dan juga tokoh Adat Bangkalan Madura,
Dari bebera Do’a  yang diminta  ini menyangkut beberapa aspek kehidup, baik itu Hukum, Budaya dan segi ekonomi dimana Madura Harus Bisa menyiapkan diri dari hal – hak yang asing, H. Safii mengatakan, dengan adanya jembatan Suramadu ini, kita harus waspada, fenomena Bangkalan saat ini adalah kota sabu – sabu, dengan adanya jembatan ini segala sesuai bisa masuk, sehingga kita perlu bentengi dengan iman, kita  tidak terlalu menyalahkan masyarakat Bangkalan,yang patut kita salahkan kenapa yang berwenang membiarkan masuk? Saya prihatin sekali, ini akan menghancurkan gererasi penerus Bangsa, khusunya Madura, terangnya,
Kyai kharismatik, KH Muhammad Sholeh, mengatakan, kyai dan ulama’ sekarang perlu turun tangan, untuk menyelamatkan Madura ini, baik dari segi Sosial Budaya, Agama, ekonomi dan Hukum , tetap kita tekankan supremasi hukum, namun jangan ditunggangi oleh kepentingan – kepentingan, sehingga hukum tidak tepat sasaran   dan melalui proses hukum yang sebenar – benarnya, dantidak terjadi seperti sekarang yang agak dipakasakan,ungkapnya.
Selaku penggagas Madura Propinsi, pengasuh pondok pesantren ini dalam keterangan Pers nya, mengatakan, hal itu memang menjadi tujuan utama kita, karna Madura dari aspek Ekonomi menyangkut SDA ( Sumber Daya Alam ) secara Geografis mampu, karna kandungan tambang dan mineralnya sungguh melimpah, di Madura adalah kilang minyak terbesar di Indonesia, andaikan Pemerintah atau dalam hal ini Pertamina buka – bukaan dan transparan sudah merapa Minyak kita di ekspoitasi , namun dari hasil itu Madura mendapatkan dibawah 9% untuk 4 kabupaten, itu sebagai pendapatan daerah dari Migas, kita akan genjot pemekaran sebagai sarat terealisasinya Madura Propinsi, jika Madura Propinsi Maka 18 % dari hasil minyak akan di masukkan dalam pendapatan daerah, saya yakin masyarakat akan sejahtera,   ungkapnya.
Pemekaran wilayah ini , dimulai dari Bangkalan, dimana akses Pintu Gerbang Madura ini , yaitu kawasan jembatan tol dan sekitarnya, dari 5 kecamatan (Kamal , Socah, Labang, Tragah Dan Kwanyar,red)  akan disatukan membentuk kota sendiri, langkah  - langkah yang kita ambil dari 5 kecamatan adalah terciptanya ‘Piagam Labang’ yang di tanda tangani 4 kabupaten  di Madura , nampaknya empat Kabupaten menyetujuinya, itupun disaksikan oleh anggota DPR RI  dapil Madura pada saat itu, (Achsanul Qosasaih, red), dan pakar Tatat Negara,  tambahnya.
 Kyai Muhammad Sholeh  berharap BPWS (Badan Pengawasan  Wilayah Suramadu) lebih serius membangun wilayah Suramadu, rasanya langkah awal untuk anggaran 2015 ini akan mudah terserap jika ada kordinasi yang baik, dengan pemerintah daerah dan tokoh dikawasan suramadu ini, saya yakin masyarakat yang lahanya  terdampak 40 Ha Reast Area akan menjualnya.
H. Safii mengatakan, jika wacana Madura Propinsi kami setuju dan syah - syah  saja, yang penting sesuai, kami akan mengundang M.Machfud MD  (Mantan Ketua MK,red) dalam acara sarasehan di sini, ditempat ini, supaya bisa dievaluasi pasca Jembatan suramadu ini, nanti kita undang beberapa narasumber, janjinya.
Melihat perkembangan suramadu ini, H. Safii menilai belum ada perubahan, malah proyek – proyek itu hanya sebatas isu dan janji – janji saja,kalau memang serius silakan direalisasikan.
Menurut informasi yang didapat media ini, BPWS sudah menyediakan dana 50 M untuk kawasan Rest Area 40 Ha, namun masih dalam taraf sosialisasi melalui pemerintah daerah Bangkalan, namun disisi lain pemerintah daerah tetap akan mengadakan sosialisai kebawah tentunya melalui Dewan Adat Bangkalan dan para Tokoh Adat, menurut pantauan media ini, perlu adanya mediasi antara BPWS Tokoh dikawasan Rest Area, karena yang bisa masuk ke pemilik lahan hanya Tokoh disekitarnya, sebagai jembatan adalah  kyai , kepal Desa, dan LSM  ini kunci supaya BPWS bisa masuk  dengan mulus, dan anggaran 50 Milyar itu tidak balik kepusat seperti anggaran tahun 2014 yang lalu.

Berita Terkait

Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Berita Terbaru

 
Copyright © 2013 - 2025. Pelopor Lidik Krimsus - All Rights Reserved